Assalamualaikum!
saat hiba datang lagi memagari bahagia
pintu-pintu tawa sudah mula tertutup rapat
seakan-akan debu-debu kelam sahaja bertebaran di muka bumi
bila menyaksikan bintang di malam hari
seakan-akan tiada sinaran bintang di dada langit
bila menyaksikan bulan penuh di malam pekat
seakan-akan bulan tidak pernah menyapa di situ
ketika merenung awan bergerak perlahan
seakan-akan awan tidak pernah berlalu pergi
ketika merenung mega merah di kaki bukit
seolah-olah hari esok adalah hari mati
ketika melihat burung-burung melayang tinggi
seakan-akan ada sangkar fatamorgana memenjara
istigfarlah!
Beristighfarlah!
Sebutlah ia dengan astaghfirullah!
Dan kini
Dengarlah pula pula untuk aku berbicara
Pejamkan matamu rapat-rapat
dan perhalusilah bicaraku
Bicara dari hati ke hati
Betapa Allah kini sedang bertutur kepadamu
Berbicara tentang ikhlas,sabar dan redha
Pada nada yang berbeza
Bukan pada rentak yang sama
Apakah engkau belum mengerti?
Dan sekarang aku titipkan bicara tuhan kepadamu
Juga untuk manusia sekalian
”Allah tidak membebani seseorang itu melainkan kesanggupannya” (al-Baqarah:286)
“Janganlah kamubersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya jika kamu orang-orang yang beriman”(al-Imran 139)
Perhatikanlah
Kalam Tuhan dengan lembut dan sabar
Nescaya akan engkau perolehi
Satu jawaban pada takdirmu
Maka
selamat tersenyum wahai sukma yang dirundung hiba
selamat disapa sabar wahai jiwa yang dilitupi awan mendung
tara tiana a.k.a izzati anas
senyum itu penawar bagi kesengsaraan
namun susah untuk tersenyum bila sengsara
Tiada ulasan:
Catat Ulasan